Manusia sebaik-baik bentuk ciptaan-Nya

Bismillahirrohmanirrohiimm…

Allah berfirman dalam Al Quran Surat At Tin ayat 4

لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang ‎sebaik-baiknya.” (Surat At-Tin Ayat 4)

Pernahkah kita menyadari, bahwa di antara sekian banyak makhluk ciptaan ‎Allah yang ada di alam semesta ini, manusia adalah makhluk terbaik yang Allah ‎hadirkan ke dunia.

Jika malaikat diciptakan Allah dengan dibekali akal tanpa nafsu, ‎sementara binatang diciptakan dengan nafsu tanpa akal, maka ‎manusia Allah ciptakan bekal yang lengkap, yaitu akal dan ‎nafsu. Dan untuk membimbing akal dan nafsu yang dimiliki manusia itu, Allah ‎menurunkan wahyu berupa kitab suci.‎

Jika manusia bisa menggunakan akalnya kepada jalan kebenaran yang disampaikan dalam Al Qur’an dan Sunnah serta dapat mengendalikan nafsu terhadap segala hal yang dilarang Allah maka dikatakan manusia lebih mulia dari malaikat.

Namun sebaliknya, ketika manusia menggunakan akal dan nafsunya untuk melakukan segala sesuatu yang Allah larang, maka tidak menutup kemungkinan dia akan menjadi lebih rendah dan hina dari binatang.

Allah Swt telah ‎menciptakan manusia dalam bentuk terbaik. Sebaik-baik rupa, sebagus-bagus bentuk, sesempurna-‎sempurna anggota tubuh, dengan susunan yang tertata rapi dan seimbang. ‎Ditambah lagi dengan ilmu, pemikiran, kalam (komunikasi), kepemimpinan ‎dan kebijaksanaan (hikmah), semakin menegaskan bahwa manusia layak ‎menjadi khalifah (pemimpin) di muka bumi ini.‎

Kemuliaan tersebut akan terus ada dan ‎menyertai manusia, jika dia mempertahankan dan menjaganya melalui ‎aktivitas mulia berupa peningkatan kualitas hubungan dengan Allah (hablun ‎minallah ) dan hubungan dengan manusia (hablun minannas). Atau dengan ‎kata lain, kemuliaan manusia akan terjaga dengan baik jika ibadah ritual dan ‎ibadah sosial terjalin erat satu sama lain.‎

Sebaliknya, jika kualitas hubungan dengan Allah dan hubungan ‎dengan manusia terabaikan, atau salah satunya terabaikan, maka kemuliaan ‎yang sudah ada pada dirinya akan berganti dengan kehinaan. Keistimewaan ‎yang melingkupinya akan berubah menjadi kerendahan.‎ (By Usth May)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *