Rajinlah Menuntut Ilmu
Manusia lahir ke dunia ini dalam keadaan tidak berilmu. Maka dalam pandangan Islam, umat Islam diwajibkan belajar dan menuntut ilmu. Ilmu bagaikan pelita atau cahaya dimalam yang gelap. Dengan ilmu, manusia dapat mengetahui mana yang benar dan mana yang salah. Salah satu bentuk ibadah adalah tekun dan rajin menuntut ilmu. Islam akan meninggikan derajat orang-orang yang berilmu. Begitu pentingnya ilmu dalam Islam hingga diperintahkan melalui Al-Quran maupun Hadist.
Rasulullah saw. bersabda : “Barang siapa yang menginginkan kebahagiaan dunia maka hendaklah dengan ilmu. Barang siapa yang menginginkan kebahagiaan akhirat hendaklah dengan ilmu. Dan barang siapa yang menginginkan keduanya hendaklah dengan ilmu.”
Rajinlah menuntut ilmu, alangkah baiknya ilmu agama pun harus lebih giat untuk mempelajarinya. Jika malas maka harus dipaksakan dan ingat bahwa menuntut ilmu merupakan wujud ibadah dengan tujuan untuk mendekatkan diri kita kepada Allah. Imam Syafi’i berpesan “Jika kamu tidak tahan dengan lelahnya belajar, maka kamu harus tahan dengan pedihnya kebodohan”
Ilmu itu juga merupakan sebab diterimanya amal seseorang. Maka kita harus berilmu dulu baru beramal. Dalam menuntut ilmu kita perlu memaksakannya, meskipun kadang lelah.
Saat kita ditanya “Mana yang lebih utama orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu?”
Pasti semua akan menjawab “lebih utama orang yang berilmu”. Tapi kenapa ketika menuntut ilmu kita masih ada malas-malasan? Pertanyaannya apakah kita sudah ikhlas dalam menuntut ilmu? Sudahkah niat kita benar dalam menuntut Ilmu?
Jika kita memberi suatu pernyataan kepada seseorang. “Mana yang lebih baik membaca Al-Quran dibandingkan menjawab adzan?” Dimana dua-duanya baik. Namun beda orang yang berilmu dengan yang tidak berilmu adalah ketika adzan, maka lebih Afdhalnya adalah menjawab adzan bukan membaca Al-Quran. Dan ketika selesai sholat itu lebih Afdhalnya adalah berdzikir dan berdo’a, bukan langsung membaca Al-Quran.
Intinya adalah orang yang berilmu akan melakukan amalan yang sesuai pada tempatnya, yaitu tempat yang besar keutamaan nya. Sedangkan orang yang tidak berilmu akan melakukan semua yang dianggap baik, tapi tidak pada tempatnya.
Maka carilah ilmu yang mengantarkan kita semakin taat kepada Allah. Bukan untuk diri sendiri. Betapa banyak yang menuntut ilmu hanya sekedar mencari gelar. Betapa banyak yang mencari ilmu hanya untuk mendebat orang awam. Betapa banyak yang menuntut ilmu hanya untuk mencari pekerjaan.
Seolah-olah akhir dari menuntut ilmu itu adalah bekerja. Setelah bekerja, mereka tidak lagi menuntut ilmu. Padahal dalam sebuah hadist dijelaskan,”Tuntutlah ilmu hingga ke liang lahat”
Artinya apa, menuntut ilmu itu tidak ada batasnya. Justru setelah jadi kakek nenekpun harus menuntut ilmu. Karena perlu kita ketahui, bahwa ilmu itu luas. Tak cukup waktu kita di dunia ini jika hanya digunakan untuk menuntut ilmu. Maka jangan sia-siakan waktu yang berharga ini.
Dan ketika kita menuntut ilmu, maka banyaklah membaca, rajinlah mencatat, ulang kembali pelajaran sebelumnya dan amalkan. Jangan sampai kita menjadi orang-orang Yahudi, mereka berilmu tetapi mereka tidak mengamalkannya. Dan jangan sampai pula kita menjadi orang Nasrani mereka beramal tapi tanpa ilmu.
Dan barang siapa bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu agama yang bermanfaat, sambil mengagungkan ilmu tersebut dengan ikhlas, dia tuntut, maka dia termasuk dalam kategori berjihad dijalan Allah swt.
Nabi Muhammad saw. bersabda : ”barang siapa yang keluar untuk menuntut ilmu, maka dia berada dijalan Allah hingga ia pulang kembali kerumahnya”
Ingatlah bahwa engkau tidak akan pernah menjadi orang yang berilmu sampai engkau mau menuntut ilmu dan engkau tidak akan menjadi penuntut ilmu, sampai engkau mengamalkannya.
Sibukkanlah waktumu dalam mencari ilmu pada masa-masa mudamu, pada waktu hatimu masih senggang dari banyak pikiran, kemudian setelah itu (setelah ilmu berhasil diraih), sibukkanlah dirimu untuk berdakwah mengajak orang lain dalam berbuat kebaikan.
Imam Syafii berkata : Rajinlah menuntut ilmu, karena ia adalah lentera hidup. Ilmu adalah penerang hati dari kebutaan. Ia akan menuntun kita menuju kebenaran. Membimbing jiwa dalam memahami agama. Dengan ilmu pula kita mengetahui jalan menuju surga. (by Ust. Tamrin)